Kota Malang dan saya sudah berhubungan sejak kecil, bisa dikatakan
hamper tidak pernah saya meninggalkan kota ini. Pernah pun pasti tidak lama.
Saya berasal dan tinggal di Kota Malang sampai saat ini. Namun walaupun begitu
saya masih belum sepenuhnya mengerti keseluruhan Kota Malang. Tapi inilah
sedikit informasi tentang Malang tempat saya tinggal. Menurut yang saya baca
sejarah Kota Malang itu seperti ini, Kota
Malang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi
Jawa Timur,
Indonesia.
Kota yang berpenduduk 820.243 (2010) ini berada di dataran tinggi yang cukup
sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya,
dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten
Malang. Luas wilayah kota Malang adalah 252,10 km2.
Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur
setelah Surabaya,
dan dikenal dengan julukan kota
pelajar. Nama "Malang"
sendiri sampai saat ini masih diteliti asal-usulnya oleh para ahli
sejarah. Para ahli sejarah masih terus menggali sumber-sumber untuk memperoleh
jawaban yang tepat atas asal usul nama "Malang". Sampai saat ini
telah diperoleh beberapa hipotesa mengenai asal usul nama Malang tersebut.
Malangkuçeçwara (baca: Malangkusheswara) yang tertulis di dalam lambang kota itu, menurut salah satu hipotesa merupakan nama sebuah bangunan suci. Nama bangunan suci itu sendiri diketemukan dalam dua prasasti Raja Balitung dari Jawa Tengah yakni prasasti Mantyasih tahun 907, dan prasasti 908 yakni diketemukan di satu tempat antara Surabaya-Malang. Namun demikian dimana letak sesungguhnya bangunan suci Malangkuçeçwara itu, para ahli sejarah masih belum memperoleh kesepakatan. Satu pihak menduga letak bangunan suci itu adalah di daerah gunung Buring, satu pegunungan yang membujur di sebelah timur kota Malang dimana terdapat salah satu puncak gunung yang bernama Malang. Pembuktian atas kebenaran dugaan ini masih terus dilakukan karena ternyata, disebelah barat kota Malang juga terdapat sebuah gunung yang bernama Malang. Pihak yang lain menduga bahwa letak sesungguhnya dari bangunan suci itu terdapat di daerah Tumpang, satu tempat di sebelah utara kota Malang. Sampai saat ini di daerah tersebut masih terdapat sebuah desa yang bernama Malangsuka, yang oleh sebagian ahli sejarah, diduga berasal dari kata Malankuca yang diucapkan terbalik. Pendapat di atas juga dikuatkan oleh banyaknya bangunan-bangunan purbakala yang berserakan di daerah tersebut, seperti Candi Jago dan Candi Kidal, yang keduanya merupakan peninggalan zaman Kerajaan Singasari.
Dari kedua hipotesa tersebut di
atas masih juga belum dapat dipastikan manakah kiranya yang terdahulu dikenal
dengan nama Malang yang berasal dari nama bangunan suci Malangkuçeçwara itu.
Apakah daerah di sekitar Malang sekarang, ataukah kedua gunung yang bernama
Malang di sekitar daerah itu. Sebuah prasasti tembaga yang ditemukan akhir
tahun 1974
di perkebunan Bantaran, Wlingi, sebelah barat daya Malang, dalam satu bagiannya
tertulis sebagai berikut : “………… taning sakrid Malang-akalihan wacid lawan
macu pasabhanira dyah Limpa Makanagran I ………”. Arti dari kalimat tersebut di
atas adalah : “ …….. di sebelah timur tempat berburu sekitar Malang
bersama wacid dan mancu, persawahan Dyah Limpa yaitu ………” Dari bunyi prasasti
itu ternyata Malang merupakan satu tempat di sebelah timur dari tempat-tempat
yang tersebut dalam prasasti itu. Dari prasasti inilah diperoleh satu bukti
bahwa pemakaian nama Malang telah ada paling tidak sejak abad 12 Masehi.
Nama Malangkuçeçwara terdiri
atas 3 kata, yakni mala yang
berarti kecurangan, kepalsuan, dan kebatilan; angkuça (baca: angkusha) yang berarti menghancurkan atau
membinasakan; dan Içwara (baca:
ishwara) yang berarti "Tuhan". Sehingga, Malangkuçeçwara berarti
"Tuhan telah menghancurkan kebatilan". Hipotesa-hipotesa terdahulu,
barangkali berbeda dengan satu pendapat yang menduga bahwa nama Malang berasal
dari kata “Membantah” atau “Menghalang-halangi” (dalam bahasa Jawa berarti
Malang). Alkisah Sunan Mataram yang ingin meluaskan pengaruhnya ke Jawa Timur telah
mencoba untuk menduduki daerah Malang. Penduduk daerah itu melakukan perlawanan
perang yang hebat. Karena itu Sunan Mataram menganggap bahwa rakyat daerah itu
menghalang-halangi, membantah atau malang atas maksud Sunan Mataram. Sejak itu
pula daerah tersebut bernama Malang. Ada pula tahun-tahun penting yang
berpengaruh di Kota Malang :
- Tahun 1767 Kompeni Hindia Belanda memasuki Kota
- Tahun 1821 kedudukan Pemerintah Belanda di pusatkan di sekitar kali Brantas
- Tahun 1824 Malang mempunyai Asisten Residen
- Tahun 1882 rumah-rumah di bagian barat Kota di dirikan dan Kota didirikan alun-alun di bangun.
- 1 April 1914 Malang di tetapkan sebagai Kotapraja
- 8 Maret 1942 Malang diduduki Jepang
- 21 September 1945 Malang masuk Wilayah Republik Indonesia
- 22 Juli 1947 Malang diduduki Belanda
- 2 Maret 1947 Pemerintah Republik Indonesia kembali memasuki Kota Malang.
- 1 Januari 2001, menjadi Pemerintah Kota Malang.
DPRDGR
mengkukuhkan lambang Kotamadya Malang dengan Perda No. 4/1970. Bunyi semboyan
pada lambang adalah "MALANG KUÇEÇWARA"Motto "MALANG KUÇEÇWARA" berarti Tuhan
menghancurkan yang bathil, menegakkan yang benar
Arti Warna :
o
Merah Putih, adalah lambang bendera nasional Indonesia
- Kuning, berarti keluhuran dan kebesaran
- Hijau adalah kesuburan
o
Biru Muda berarti kesetiaan pada Tuhan, negara dan bangsa
o
Segilima berbentuk perisai bermakna semangat perjuangan kepahlawanan,
kondisi geografis, pegunungan, serta semangat membangun untuk mencapai
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Semboyan tersebut dipakai
sejak hari peringatan 50 tahun berdirinya KOTAPRAJA MALANG 1964, sebelum itu
yang digunakan adalah : "MALANG NAMAKU, MAJU TUJUANKU", yang
merupakan terjemahan dari "MALANG NOMINOR, SURSUM MOVEOR"
Adapula malang sering
ditafsirkan mempunya banyak tempat wisata diantaranya:
- Kebun Raya Purwodadi (kebun raya kedua di Indonesia)}
- Taman Rekreasi Senaputra
- Taman Wisata Tlogomas
- Pasar Minggu Semeru (Jalan Semeru)
- Pasar Minggu Vellodrome (lingkar luar arena Velodrome Sawojajar)
- Wisata Kuliner Pulosari
- Taman Kridha Budaya Jawa Timur
- Taman Rekreasi Lembah Dieng
- Playground
- Malang Tempoe Doeloe 1 tahun sekali dan di adakan saat pertengahan tahun.
- Pantai Sendang Biru
- Tempat Wisata Keluarga Selecta
- Pemandian Kendedes (peninggalan zaman kerajaan Singosari)
- Taman Ria Sengkaling
- Wisata Alam Bromo
- Kebun Teh
- Selecta
- Pemandian Air Panas Cangar
- Air Terjun Coban Rondo
- Taman Wisata Wendit
Serta yang sedang buming saat ini adalah Pantai Goa
China dan Pantai Bajul Mati. Pantai Goa Cina terletak di Dusun Trowotratih,
Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, tepatnya di
sebelah barat Pantai Sendang Biru (sekitar 6 km). Memang pantai ini belom
sekondang pantai-pantai lain di wilayah Malang Selatan seperti Pantai
Balekambang dan Sendang Biru. Tapi apa yang ditawarkan Goa Cina tidak kalah
indah dengan kedua pantai tersebut.
Seperti namanya, pantai ini
memiliki sebuah goa besar yang menjadi daya tarik utama. Untuk masuk ke dalam
goa, Ngalamers diwajibkan untuk merunduk karena memang pintu masuk ke goa hanya
berukuran setengah meter. Menurut papan pengumuman yang ada disini, Pantai Goa
Cina mendapatkan namanya sejak tahun 1930. Pada saat itu ada seorang pertapa
berkebangsaan Cina yang bertapa di dalam gua selama bertahun-tahun hingga
hilang (mukso) di dalam gua. Pertapa tersebut juga meninggalkan surat wasiat
yang berisi identitas atas nama "Hing Hook". Sejak saat itulah goa
tersebut dinamakan Goa Cina, demikian pula pantainya.
Pantainya
sendiri menawarkan pemandangan yang menakjubkan dengan alamnya yang masih asri.
Ngalamers juga dapat melihat beberapa pulau di tengah laut yang menambah
keindahan Pantai Goa Cina. Bagi Ngalamers yang hobi berenang sepertinya harus
sedikit kecewa karena berenang di kawasan Pantai Goa Cina sangat dilarang
dikarenakan arus bawah lautnya yang lumayan deras. Ditambah lagi, pantai ini
terbilang cukup curam sehingga berbahaya jika dipakai untuk berenang.
Satu lagi pantai di kawasan Malang Selatan yang
wajib Ngalamers kunjungi; Pantai Bajul Mati. Bajul Mati sendiri dalam Bahasa
Jawa berarti Buaya Mati. Tapi Ngalamers tidak perlu khawatir karena di pantai
ini tidak ada satupun buaya baik yang hidup maupun yang telah mati.
Pantai ini dinamakan Bajul Mati
karena gugusan bukit di seberang pantai terlihat seperti bajul atau buaya. Ada
juga yang mengatakan bahwa pada jaman dahulu ada dua bajul (buaya) yang
berkelahi sampai mati di pantai ini. Pantai Bajul Mati sendiri memang indah
dengan pasirnya yang putih dan bersih. Pantainya juga cukup luas, jadi Ngalamers (sebutan untuk warga
malang) dapat leluasa bermain pasir, voli pantai, atau berjemur. Yang
lebih menarik, Ngalamers dapat menuju bukit untuk mendapatkan pemandangan
pantai yang jauh lebih indah. Pantai ini juga kerap dijadikan lokasi berkemah
bagi para komunitas pecinta alam.
Meskipun pantainya indah, Ngalamers
dilarang berenang di Pantai Bajul Mati karena ombak khas laut selatannya yang
besar dan struktur pantainya yang curam dan dalam. Akan tetapi ada satu spot
yang relatif aman untuk berenang. Spot ini terletak di sebelah barat dimana
Ngalamers bisa bermain air sepuasnya.
Ngalamers
juga bisa datang pada bulan Agustus untuk menyaksikan prosesi Larung Ketupat.
Saat upacara adat ini dilakukan, pengunjung Pantai Bajul Mati akan baik
berkali-kali lipat dari hari biasa. Ritual Larung Ketupat ini dilaksanakan sebagai
bentuk pembelajaran agar manusia tetap ingat bahwa dirinya adalah bagian dari
alam. Karena itu manusia harus memberi apresiasi untuk alam dengan cara
melarung tersebut.
Lepas dari tempat
pariwisata di Malang ada juga budaya di Malang yang sayang untuk dilewatkan. Kekayaan
etnis dan budaya yang dimiliki Kota Malang berpengaruh terhadap kesenian
tradisional yang ada. Salah satunya yang terkenal adalah Wayang Topeng Malangan
(Topeng Malang), namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern. Gaya kesenian
ini adalah wujud pertemuan tiga budaya (Jawa Tengahan, Madura,
dan Tengger).
Hal tersebut terjadi karena Malang memiliki tiga sub-kultur, yaitu sub-kultur
budaya Jawa Tengahan yang hidup di lereng gunung Kawi, sub-kultur Madura di
lereng gunung Arjuna, dan sub-kultur Tengger sisa budaya Majapahit di lereng
gunung Bromo-Semeru. Etnik masyarakat Malang terkenal religius, dinamis, suka
bekerja keras, lugas dan bangga dengan identitasnya sebagai Arek Malang (AREMA)
serta menjunjung tinggi kebersamaan dan setia kepada Malang.
Di kota Malang juga terdapat
tempat yang merupakan sarana apresiasi budaya Jawa Timur yaitu Taman Krida
Budaya Jawa Timur, di tempat ini sering ditampilkan aneka budaya
khas Jawa Timur seperti Ludruk, Ketoprak, Wayang Orang, Wayang Kulit, Reog, Kuda Lumping,
Sendra tari, saat ini bertambah kesenian baru yang kian berkembang pesat di
kota Malang yaitu kesenian "Bantengan" kesenian ini merupakan hasil
dari kreatifitas masyarakat asli Malang, sejak dahulu sebenarnya kesenian ini
sudah dikenal oleh masyarakat Malang namun baru sekaranglah
"Bantengan" lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya masyarakat
lokal namun juga luar daerah bahkan mancanegara. Khusus di Malang sering
diadakan pergelaran bantengan hampir setiap perayaan hari besar baik keagamaan
maupun peringatan hari kemerdekaan.
Festival tahunan yang menjadi
event ikon kota juga sering diadakan setiap tahunnya. Beberapa festival kota
tahunan diantaranya adalah:
- Festival Malang Kembali: Diadakan untuk memperingati HUT Kota Malang, biasa digelar pada tanggal 21 Mei. Festival ini mengusung situasi kota pada masa lalu, mengubah jalan-jalan protokol kota menjadi museum hidup selama kurang lebih 1 minggu festival ini diadakan.
- Karnaval Bunga
- Karnaval Lampion: Biasa diadakan untuk merayakan hari raya imlek.
Selain itu Kota Malang
menyediakan berbagai kuliner khas yang mampu membuat pelancong betah di Kota
ini seperti:
- Bakso malang
- Bakso Bakar
- Cwie mie / Pangsit mie
- Rawon khas Malang
- Kaldu kambing kacang ijo
- Soto ayam
- Soto kambing Tunggulwulung
- Tempe dan Kripik tempe Sanan
- Tahu sukun
- Orem-orem
- Kripik buah (kripik apel, nangka, dll.)
- Nasi pecel
- Rujak buah
- Angsle
- Ronde
- Sop dengkul
- Sayur asem buah apel
- Kare kikil Singosari
- Tahu campur
- Mendol
- Tahu Lontong Telor
sumber mimin 2sumber mimin kucing
Spasinya kurang mar, 1.5 kemungkinan bisa bikin lebih enak dibaca. :D
BalasHapus